YOEXPLORE, Liburan Keluarga – Sahabat explorer, kasus bullying di Indonesia ini memang sekarang lagi banyak dibahas. Banyak juga faktor yang menyebabkan kenapa orang itu suka sekali bullying. Mulai dari faktor pendidikan, keluarga, dan juga lingkungan mereka bergaul. Kasus bullying di Indonesia ini bisa dibilang serius loh sahabat explorer. Oleh karena itu, kita berkewajiban untuk saling mengingatkan agar tidak melakukan yang namanya bullying. Selain itu, faktor orang tua juga memiliki peran yang sangat penting di sini. Komunikasi antara orang tua dan anak menjadi hal yang sangat vital. Karena, jika komunikasi tersebut kurang, maka bisa jadi anak kalian menjadi korban bullying atau bahkan pelaku bullying. Tentunya kalian tidak mau hal tersebut terjadi kan? Oleh karena itu, solusinya adalah ajak anak-anak kalian untuk traveling!
Kasus Bullying di Indonesia
Berbagai macam kasus bullying terjadi biasanya karena faktor perbedaan ras, suku, dan agama. Oleh karena itu, kita harus menanamkan yang namanya toleransi antar sesama manusia sejak dini ke anak-anak. Biasanya, mereka yang dikucilkan atau di bully itu akan memiliki mental yang lemah, atau bahkan nantinya bisa menjadi kasar. Perilaku alam bawah sadar akan membawa mereka ke arah yang negatif. Bisa jadi mereka akan terjangkit narkoba karena memang itulah salah satu pengalihan mereka saat di bully. Hal-hal negatif tersebut tentu tidak ingin terjadi ke anak-anak kita. Jadi, komunikasi itu penting banget sahabat explorer, agar kasus bullying di Indonesia itu berkurang atau bahkan menghilang. Memang sih, hal yang satu ini akan sangat sulit untuk dihilangkan secara total, bahkan di negara maju saja masih ada kasus bullying terjadi.
Baca Juga : Wisata Bogor Yang Tidak Ada Habisnya!
Data yang diperoleh oleh KPAI (komisi perlindungan anak Indonesia) mengenai kasus bullying di tahun 2018, hasilnya cukup mencengangkan nih sahabat explorer. Sepanjang tahun 2018, KPAI merilis hasil pengawasan kasus dan salah satunya bidang pendidikan. Dari data bidang pendidikan, kasus anak pelaku kekerasan dan bullying yang paling banyak terjadi. Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti mengutarakan bahwa “Dari 161 kasus, 41 kasus di antaranya adalah kasus anak pelaku kekerasan dan bullying”. Hal tersebut diperinci oleh Retno dengan kasus bidang pendidikan dibagi menjadi 5, yakni : anak korban tawuran, anak pelaku tawuran, anak korban kekerasan dan bullying, anak pelaku kekerasan dan bullying, dan anak korban kebijakan (pungli di luar sekolah, putus sekolah, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian). Hal tersebut menyebabkan bengkaknya angka kasus bullying di Indonesia tersebut.
Rincian Data Dari KPAI Mengenai Kasus Bidang Pendidikan
Menurut data KPAI, jumlah kasus pendidikan per tanggal 30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus. Rinciannya adalah, anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebesar 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying sebesar 36 kasus atau 22,4 persen, dan anak pelaku kekerasan bullying sebesar 41 kasus atau 25,5 persen. Sedangkan anak untuk korban kebijakan (pungli, tidak boleh ikut ujian, dan yang lain-lain seperti di atas), sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen. Sahabat explorer, penting banget nih kita untuk memahami kasus-kasus seperti ini.
Kasus bullying di Indonesia memang masih yang paling tinggi terjadi dibandingkan kasus-kasus lainnya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus mencari solusi terbaik. Untuk mengurangi perilaku buruk tersebut, anak-anak memang harus diberikan teori dan juga praktek langsung ke masyarakat. Efek bagi korban bullying itu parah banget loh! Sampai-sampai ada yang bunuh diri karena tidak tahan dibully terus oleh teman-teman sekolahnya. Ada beberapa kasus bunuh diri tersebut yang disebabkan oleh bullying, semoga kedepannya tidak terulang lagi ya!
Bullying Juga Bisa Terhadap Lingkungan!
Bullying juga bisa berarti ke hal lain. Seperti umumnya yang kita tahu adalah bullying biasanya terjadi antara manusia dengan manusia. Namun, bullying juga bisa terjadi antara manusia dengan makhluk hidup lainnya loh sahabat explorer. Tidak hanya manusia saja yang harus kita hargai, kita juga harus bisa berbagi dengan alam. Jangan biarkan demi kesenangan semata, kita jadinya mengorbankan lingkungan dan alam. Mereka juga memiliki hak untuk hidup dan berkembang biak layaknya manusia. Justru tugas kita adalah melestarikan dan menjaganya, bukan malah mengganggu atau bahkan membunuhnya. Seperti banyak para pemburu yang tidak bertanggung jawab membunuh gajah hanya demi Gadingnya saja. Berburu Harimau hanya demi kulitnya saja yang bisa dijadikan jaket atau bahan pakaian lainnya. Kasus bullying di Indonesia yang seperti ini juga masih banyak loh sahabat explorer, buktinya banyak sekali hewan-hewan khas Indonesia yang terancam punah.
Sama halnya dengan kondisi di laut, biota laut seperti terumbu karang itu juga makhluk hidup, mereka berhak berkembang biak. Banyak orang yang tidak sadar saat sedang snorkeling atau diving mereka menginjak dan akhirnya merusak terumbu karang. Selain mengurangi kecantikannya, itu juga bisa termasuk dalam kasus bullying loh sahabat explorer. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengajarkan mereka untuk berbagi dengan alam.
Mereka perlu banyak belajar mengenai alam, dan juga sekitarnya. Selain itu, mereka juga harus berkomunikasi dengan masyarakat lokal dan belajar tentang budaya mereka. Dengan demikian, kasus bullying di Indonesia bisa berkurang secara perlahan tapi pasti. Faktor mereka mem-bully memang tidak jauh karena mereka kurang mengenal budaya dan adat istiadat orang lain. Indonesia itu memiliki beragam kebudayaan, oleh karena itu mereka harus diberi pengertian. Kebiasaan hidup di Ibu Kota yang mungkin jauh dengan hal-hal tersebut juga bisa menjadi faktor lainnya. Dengan demikian, traveling itu bisa menjadi solusi yang baik sekaligus menyenangkan.
Hentikan Perilaku Bullying Dengan Traveling!
Sahabat explorer, kasus bullying di Indonesia yang memprihatinkan ini, harus banget kita perhatikan. Jalinlah komunikasi dengan anak-anak kalian, dan sering mengunjungi sekolah untuk bersosialisasi antara guru dan anak. Dengan demikian, guru-guru bisa mengenal lebih baik lagi anak-anak kalian. Faktor untuk saling mendukung tersebut tentunya menjadi hal yang sangat utama untuk mengurangi angka kekerasan dan bullying. Selain itu, jangan lupa untuk ajak mereka sesekali traveling ya sahabat explorer. Dijamin mental dan pengetahuan mereka akan berubah menjadi lebih baik!
Semoga artikel ini bermanfaat, dan jangan lupa untuk berbagi pengalaman traveling kalian di kolom komentar atau Guest Post YoExplore. Selamat berlibur dan have a good day, explorer!