Berita & Acara Destinasi Indonesia

Peristiwa Pemberontakan Ini Yang Terbesar di Indonesia!

peristiwa pemberontakan di Indonesia - yoexplore, liburan keluarga - yoexplore.co.id
image source: boombastis
Spread the love


YOEXPLORE, Liburan Keluarga – Sahabat explorer, apakah kalian seorang pecinta sejarah Indonesia? Jika iya, mungkin kalian sudah familiar dengan beberapa peristiwa pemberontakan di Indonesia yang akan kami bahas ini. Peristiwa ini memang merupakan peristiwa besar yang bahkan mengubah haluan ekonomi, politik dan juga hukum di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, pemberontakan terdekat dengan waktu sekarang adalah Mei 98, dimana pada waktu itu rezim Soeharto yang bertahan selama 32 tahun berhasil ditumbangkan. Perjuangan mahasiswa dan juga masyarakat yang tidak betah dengan kediktatoran Soeharto dan juga kondisi ekonomi yang semakin terpuruk pada waktu itu tidak berujung sia-sia. Pada akhirnya Soeharto mengungumkan untuk turun dari tampu kepresidenan Republik Indonesia. 

Peristiwa Pemberontakan di Indonesia

Peristiwa tersebut juga merupakan salah satu peristiwa sejarah terbesar di Indonesia. Namun, kita akan membahas pemberontakan lainnya yang mungkin sudah kalian lupa atau belum ketahui. Tujuannya adalah untuk menyegarkan ingatan kita semua akan sejarah panjang yang membentuk bangsa kita hingga sekarang ini. Dinamika politik pada zaman itu tentu berbeda dengan sekarang, terlebih pada saat kita sedang  dalam masa peperangan dengan kolonialisme Belanda. Perpecahan dalam negeri sendiri merupakan hal yang lumrah terjadi pada saat Belanda masih campur tangan dengan pemerintahan Indonesia. Baiklah kalau begitu, mari langsung kita simak saja yuk sahabat explorer ulasannya!

Baca Juga: Liburan Ke Provinsi Riau Yuk!



1. Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948

Peristiwa pemberontakan di Indonesia yang pertama ialah peristiwa pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 yang lalu. Jika membahas peristiwa yang satu ini, memang tidak bisa dilepaskan dengan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Kabinet Amir ini jatuh karena kegagalannya dalam perundingan Renville yang dirasa merugikan Indonesia. Setelah kabinet ini jatuh karena tidak mendapatkan dukungan sejak disepakatinya Perjanjian Renville, lalu dibentuklah kabinet baru. Kabinet baru tersebut menjadikan Mohammad Hatta sebagai seorang Perdana Menteri, namun Amir beserta dengan sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut. 

Oleh PKI, Surakarta dijadikan daerah kacau atau disebut dengan wildwest. Sementara Madiun dijadikan sebagai markas gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamirkan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya tentu untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya menjadi negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun. Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, Tentara Republik Indonesia berhasil menumpas gerakan pemberontakan ini. Sang tokoh utama itu sendiri tewas sedangkan beberapa yang lain seperti Dipa Nusantara Aidit (DN. Aidit) berhasil meloloskan diri.

2. Pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Peristiwa pemberontakan di Indonesia yang selanjutnya adalah peristiwa DI/TII. DI/TII ini dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Soekarno. Tujuan dari DI/TII ini sendiri didirikan adalah untuk mendirikan negara berbasis Islam dengan pemimpin utamanya adalah Kartosuwiryo. Kelompok ini ternyata mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah Aceh dan beberapa daerah lain yang menyatakan diri untuk bergabung dengan organisasi tersebut. 

Pemberontakan bersenjata yang terjadi selama 13 tahun ini telah menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ribuan ibu-ibu menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim-piatu karena pertempuran tersebut. Diperkirakan 13.000 rakyat Sunda, anggota organisasi keamanan desa (OKD) serta tentara meninggal. Anggota DI/TII yang tewas pun tak diketahui pasti jumlahnya. Pemerintah menganggap jika gerakan yang satu ini akan membahayakan stabilitas dan kedaulatan negara Indonesia. Oleh karena itu, negara pun mengeluarkan perintah untuk menumpas gerakan ini agar tidak semakin menjadi. Kemudian, setelah itu Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi mati pada 1962. Uniknya, Kartosoewirjo merupakan sahabat dari Bung Karno semasa mereka masih berguru dengan HOS Tjokroaminoto. 



3. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia

Peristiwa pemberontakan di Indonesia yang selanjutnya adalah pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI. Organisasi ini tercipta dari buah protes masyarakat daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Daerah merasa kecewa dengan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam pembagian alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebutlah yang pada akhirnya diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut ini:

  • Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
  • Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
  • Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
  • Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

Pada tanggal 15 Februari 1958, Ahmad Husein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI. Dimana Mr. Syafruddin Prawiranegara diangkat sebagai perdana menteri.

Pemerintah pusat pun menganggap jika ini sebagai aksi membahayakan dikarenakan misi dari PRRI adalah membentuk semacam pemerintahan tandingan. Belum lagi mereka didukung oleh banyak pihak pula. Akhirnya TNI dikerahkan untuk memberantas gerakan ini dan Indonesia sekali lagi aman dari pergolakan.

4. Pemberontakan Permesta

Peristiwa pemberontakan di Indonesia yang selanjutnya adalah pemberontakan permesta. Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian timur. Gerakan ini kemudian dikenal dengan nama Perjuangan Rakyat Semesta atau Permesta. Permesta ini sendiri dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian timur pada 2 Maret 1957 yaitu Letkol Ventje Sumual. Gerakan ini sangat jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara hingga harus habis ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta ini, pemerintah melakukan operasi militer beberapa kali. Operasi militernya adalah sebagai berikut:

  1. Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
  2. Operasi Mena I yang dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
  3. Operasi Mena II yang dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai.
  4. Operasi Saptamarga I yang dipimpin Letkol Sumarsono, dengan tujuan menumpas Permesta di Sulawesi Utara bagian Tengah.
  5. Operasi Saptamarga II yang dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan tujuan menumpas Permesta di  Sulawesi Utara bagian Selatan.
  6. Operasi Saptamarga III yang dipimpin Letkol Magenda dengan tujuan menumpas Permesta di kepulauan sebelah Utara Manado.
  7. Operasi Saptamarga IV yang dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat, dengan tujuan menumpas Permesta di Sulawesi Utara.

Jangan Lupakan Sejarah!

Sahabat explorer, itulah beberapa peristiwa pemberontakan di Indonesia yang dapat YoExplore infokan kepada kalian. Semoga menyegarkan pikiran kalian lagi tentang sejarah negeri sendiri dan juga bermanfaat untuk wawasan kalian. Seperti biasa jangan lupa untuk menceritakan pengalaman unik traveling kalian di kolom komentar atau Guest Post YoExplore. Sampai bertemu lagi di tulisan berikutnya, selamat berlibur dan have a good day, explorer!

 

Tentang penulis

Romzi Shamlan

Romzi Shamlan

Saya adalah kontributor untuk majalah YOEXPLORE pengalaman dalam blogging di bidang musik, membuat konten kreatif di bidang musik, radio, dan film.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x