YOEXPLORE, Tour Operator – Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting di dunia ini, sahabat explorer. Tanpa adanya pendidikan maka tidak akan lahir yang namanya ilmu pengetahuan. Tanpa ada ilmu pengetahuan maka tidak ada yang namanya penemuan, dan begitu terus sesuai dengan urutannya. Dengan demikian, kita tidak boleh menganggap remeh yang namanya pendidikan, sahabat explorer. Sesuai dengan konsep long life education, bahwa akhirnya pendidikan tidak akan berhenti selama masih ada manusia. Hidup dan kehidupan tidak bisa terlepas dari yang namanya pendidikan, sahabat explorer. Kegiatan dan proses pendidikan akan terasa sangat penting seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat di zaman sekarang ini. Beberapa tokoh pendidikan Indonesia ataupun negara lainnya juga setuju dengan konsep long life education tersebut, sahabat explorer.
Tokoh Pendidikan Indonesia
Berbicara soal tokoh pendidikan, maka kita akan masuk ke dalam bagian sejarah negeri sendiri, sahabat explorer. Indonesia memiliki banyak tokoh pendidikan yang namanya masih sering disebut hingga sekarang ini. Mereka telah berjasa dalam dunia pendidikan di Indonesia yang telah memajukan bangsa ini sampai sekarang. Jasa mereka tidak bisa kita lupakan begitu saja, sahabat explorer. Kira-kira ada siapa saja tokohnya? Mari langsung kita simak saja yuk ulasannya!
Baca Juga: Berikut Adalah Traveler Paling Fenomenal Yang Pernah Ada!
Table of Contents (Daftar Isi)
1. RA. Kartini
Tokoh pendidikan Indonesia yang pertama adalah RA. Kartini. Siapa sih yang tidak tahu perempuan yang satu ini? Namanya begitu harum dan dikenang sampai sekarang! Jika diteliti, jejak perjuangan RA Kartini adalah sebuah perjuangan untuk perempuan Indonesia agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Bukan perjuangan untuk emansipasi di segala bidang saja, sahabat explorer. Kartini menyadari, perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan. Dengan demikian, agar dapat menjalankan perannya dengan baik, perempuan harus mendapat pendidikan yang baik pula.
Atas kesadaran tersebut, Kartini berniat melanjutkan sekolahnya ke Belanda. Pada waktu ia berpikir bahwa Eropa merupakan tempat yang sudah maju dalam dunia pendidikan. Namun keinginannya itu tidak pernah terwujud. Tetapi beliau sempat menuliskan sebuah buku dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang sampai sekarang juga masih kita sering dengar namanya.
13 Septembar 1904, Kartini meninggal pada usia yang masih sangat muda yaitu, 25 tahun dan dimakamkan di Rembang. Untuk menghormati jasanya, Van Deventer, seorang tokoh politik Etis, mendirikan sebuah yayasan yang bernama Yayasan Kartini (1912). Yayasan tersebut bertugas mengelola “Sekolah Kartini” yang didirikan di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan juga di daerah lainnya.
2. RA Dewi Sartika
Yang selanjutnya adalah RA Dewi Sartika. Dewi Sartika lahir di keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Rajapermas dengan Raden Somanagara. Meskipun bertentangan dengan adat pada waktu itu, ayah-ibunya bersikukuh untuk menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda. Setelah ayahnya wafat, Dewi Sartika diasuh oleh pamannya (kakak ibunya) yang menjadi seorang Patih di Cicalengka. Bersama pamannya itu, dia mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda, sementara wawasan kebudayaan Barat didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen yang berkebangsaan Belanda.
Sejak tahun 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan untuk kaum perempuan. Di sebuah ruangan yang kecil, di belakang rumah ibunya di daerah Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, dan menulis adalah beberapa materi pelajaran yang ia ajarkan pada saat itu.
Setelah berkonsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara, pada 16 Januari tahun 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia-Belanda! Tenaga pengajarnya hanya tiga orang : Dewi Sartika dibantu dengan dua saudara sepupunya , Ny. Poerwa dan Nyi.Oewid. Murid-murid angkatan pertamanya hanya 20 orang saja, menggunakan ruangan pendopo yang ada di kabupaten Bandung.
3. Ki Hajar Dewantara
Yang terakhir adalah Ki Hajar Dewantara. Tokoh pendidikan Indonesia yang satu ini juga dikenal sepanjang masa, sahabat explorer, karena sangat identik dengan dunia pendidikan di Indonesia. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Hari lahirnya juga diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya juga dipakai oleh Departemen Pendidikan Republik Indonesia dan dijadikan sebagai jargon, yaitu Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sung Tulada (di belakang memberi dorongan, di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa, di depan memberi teladan).
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei tahun 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Pada masa kecilnya, RM Soewardi Soeryaningrat sekolah di ELS (SD Belanda). Lalu, dia melanjutkan ke STOVIA (sekolah dokter bumi putra), namun tidak sampai tamat. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisannya sangat tajam dan patriotik sehingga dapat membangkitkan semangat anti penjajahan.
Sahabat explorer, itulah beberapa tokoh pendidikan Indonesia yang sangat berjasa pada negeri kita ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan seperti biasa jangan lupa untuk menceritakan pengalaman unik traveling kalian di kolom komentar atau Guest Post YoExplore. Sampai bertemu lagi di tulisan berikutnya, selamat berlibur dan have a good day, explorer!