YOEXPLORE.co.id – Sahabat explorer, udah bukan sesuatu yang baru lagi apabila kita mendengar istilah yang satu ini, yaitu backpacker. Namun tahukah kamu mengenai sejarah backpacker? Saat mendengar kata itu, pasti yang pertama kali keluar di pikiran kita adalah orang sedang bepergian dengan tas besar dipunggungnya. Ya, itu memang benar sahabat explorer, bahkan dalam kamus besar bahasa Inggris, backpacker artinya “A hiker who wears a backpack” atau dalam bahasa Indonesia “Seorang pendaki yang membawa tas punggung”. Namun, seiring waktu berjalan, definisi dari Backpacker itu semakin meluas. Tidak hanya bagi kalangan para pendaki saja, para wisatawan, traveler, bahkan kepada para penjelajah juga bisa disebut sebagai backpacker. Banyak yang mulai tertarik dengan sejarah backpacker. Kira-kira kalian penasaran ga sama sejarah backpacker itu sendiri?
Sejarah Backpacker, Seseorang Dengan Tas Punggung Besar
Sebelum memahami sejarah backpacker, kita perlu memahami definisi dari backpacker sendiri. Tas punggung besar atau yang biasa disebut dengan backpack tersebut memang menunjukkan bahwa seorang backpacker memiliki mobilitas yang tinggi. Biasanya mereka tidak mengunjungi hanya ke satu tempat saja. Mereka berpindah-pindah dari kota satu ke kota lainnya. Oleh karena itu, mereka selalu membawa tas besar tersebut yang isinya adalah kebutuhan-kebutuhan mereka. Seperti makanan, minuman, sleeping bag, dan gear wajib seperti Jaket Water & Windproof, tenda kecil dan Trangia, dan beberapa macam alat foodware (alat makan seperti pisau lipat, mangkuk lipat, dan sebagainya) yang akan mereka gunakan saat dibutuhkan. Selain itu, mereka harus siap dan kuat secara fisik menghadapi cuaca dan kondisi yang berubah-ubah.
Biasanya, para backpacker ini memiliki prinsip untuk menjelajah secara dalam destinasi yang mereka tuju. Kawasan yang dieksplorasi tersebut juga merupakan kawasan yang bahkan sebelumnya belum terjamah oleh para traveler biasa atau wisatawan lain. Mereka mempercayai bahwa akan ada spot-spot atau area yang pemandangannya lebih indah dari tempat wisata yang sudah umum diketahui oleh masyarakat. Setelah menemukan lokasi atau kawasan yang sesuai dengan ekspektasi, mereka akan menikmati sesaat hasil jerih payah mereka sendiri itu. Bahkan, backpacker itu sendiri bisa disebut sebagai penjelajah atau penemu juga loh. Hal ini dikerankan mereka lah yang menemukan spot-spot indah yang sering kita lihat atau bahkan kita datangi sekarang- sekarang ini.
Dalam arti lain, backpacker juga bisa diartikan sebagai menjelajah di dalam atau luar negeri dengan cara yang murah. Penggunaan angkutan umum sebagai sarana transportasi utama. Lalu mencari penginapan-penginapan yang murah, atau bahkan sampai menumpang tinggal di rumah penduduk lokasi sekitar. Hal tersebutlah yang membedakan para backpacker dengan wisatawan lainnya. Bisa disimpulkan bahwa backpacker adalah orang yang bepergian ke suatu tempat dengan budget yang minim. Ditambah dengan perlengkapan seadanya yang akan menunjang kehidupan mereka selama traveling.
Baca juga: 5 Tips Mencari Makanan di Hutan!
Jalur Hippie Merupakan Jalur Backpacker Pertama
Jika kita melihat ke sejarah backpacker, kita akan kembali pada tahun 1960 – 1970an di Jalur Hippie yang merupakan bagian-bagian dari jalur sutra kuno. Akibat kerusuhan di wilayah Afghanistan, Iraq, dan Iran, maka jalur tersebut sudah susah untuk dilalui lagi sejak tahun 1980an. Karena hal tersebut, jalur backpacking akhirnya diperluas lagi diseluruh belahan dunia. Belum lagi dengan banyaknya maskapai penerbangan yang berani memberikan harga murah untuk bepergian. Hal tersebut pada akhirnya menunjang para backpacker untuk bepergian ke seluruh penjuru dunia dan mengeksplorasi jalur-jalur backpacking yang baru. Giovanni Francesco Gemelli Careri adalah petualang dan traveler asal Italia yang dipercaya oleh para pengamat sebagai backpacker pertama di dunia. Beliau lahir pada tahun 1651, dan wafat di kota Naples pada tahun 1725.
Backpacker sendiri juga mengalami perubahan. Dengan berkembangnya teknologi seperti sekarang, kebutuhan yang dibawa oleh para backpacker itu pun juga berbeda. Para backpacker tradisional tidak pernah bepergian sambil membawa gadget-gadget canggih seperti kamera, laptop, atau Drone karena takut akan pencurian, kehilangan, dan karena kondisi lingkungan yang tak diketahui sebelumnya. Namun, yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Oleh karena itu, adanya istilah yang disebut sebagai flashpacker yang memberi warna baru bagi para pecinta backpacker. Mereka terlihat lebih sedikit glamour dibandingkan dengan backpacker.
Kira-kira seperti itulah sahabat explorer kurang lebih ulasan singkat mengenai sejarah backpacker. Semoga artikel informatif backpacker ini mampu menambah wawasan sahabat explorer dalam dunia traveling dan wisata ya. sampai ketemu ditulisan selanjutnya. 😀