YOEXPLORE.co.id – Beberapa hari lalu, Tim YoExplore mendapatkan berkah traktiran makan siang gratis dari Catering Filania (@filaniacatering) dengan menu utamanya Nasi Kebuli Betawi Arab. Nasi kebuli berbahan utama nasi, dengan lauk berupa daging kambing, ayam, bebek atau bisa pula daging sapi. Biasanya, dilengkapi pula dengan acar. Lezatnya Nasi Kebuli Filania yang dimasak dengan racikan belasan rempah-rempah khas Indonesia ini, memberikan inspirasi bagi penulis untuk mencari informasi mengenai asal usul dan sejarah kulinernya.
Banyak orang mengatakan bahwa Nasi Kebuli adalah makanan khas Betawi Arab. Nah, mendengar kata “Betawi Arab” tentunya ada cerita sejarah yang menarik yang melatarbelakangi terciptanya masakan yang satu ini. Sebagaimana Chef Legendaris Anthony Bourdain menginspirasi kita untuk memahami bahwa masakan bukan hanya sekedar pelepas rasa lapar. Tapi masakan bisa menghubungkan kita pada nilai-nilai kemanusiaan, kekayaan budaya dan tradisi, rasa persaudaraan, serta kreativitas yang mempresentasikan rasa cinta dan hospitality. Yuk kita simak cerita sejarah di balik lezatnya Nasi Kebuli Betawi Arab.
Sejarah di Balik Lezatnya Nasi Kebuli Betawi Arab
Nasi kebuli bisa menjadi salah satu representasi akulturasi Budaya Arab ke Indonesia dalam bentuk warisan kuliner. Di samping tentunya beragam bentuk perpaduan budaya dua bangsa yang tercipta dalam bentuk tarian, arsitektur, agama/kepercayaan, budaya, dan lainnya. Nasi Kebuli Betawi Arab membawa kita pada kisah sejarah ribuan tahun lampau. Dikisahkan bahwa Keturuan Arab asal Hadramatu, Yaman masuk ke Indonesia sejak Abad Ke-7. Catatan sejarah ini didukung dengan beberapa penemuan bukti yang kuat. Pertama, pada Tahun 674 ditemukan Perkampungan Islam (Arab) di Pantai Barat Sumatra. Kedua, Kerajaan Samudra Pasai yang menggunakan Gelar Al Malik yang berasal dari Mesir. Dan, ketiga pengaruh Islam yang telah lama masuk ke Negeri China.
Sebagaimana disebutkan W.C. Van Den Berg dalam bukunya “Orang Arab di Nusantara (2010)”, tujuan utama Bangsa Arab Yaman datang ke Indonesia adalah untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Abad Ke-7 ini disebut sebagai Gelombang I masuknya Kebudayaan Arab dan Islam ke Nusantara. Selanjutnya, Gelombang II pengaruh Budaya Arab ke Nusantara ditandai dengan lahirnya Wali Songo. Dan Gelombang III terjadi di Abad Ke-19 pada Zaman Kolonial Belanda.
Table of Contents (Daftar Isi)
Nasi Kebuli Arab India
Jauh sebelum Bangsa Arab mengadu nasib dan menyebarkan Syiar Islam di Indonesia, Pemuka Agama Hadramatu tersebut telah terlebih dahulu sukses menyebarkan misinya di India dan daerah sekitarnya. Nasi kebuli citarasa khas Yaman telah mengalami akulturasi dengan tambahan citarasa khas India. Sehingga ada citarasa khas nasi kebuli percampuran rasa Timur Tengah dan India. Sebagaimana dikutip dari Buku “Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi (2010)” karangan Windoro Adi, diceritakan bahwa Nasi Kebuli Betawi diperkenalkan oleh Suku Kerala dari India.
Dalam Bukunya, Windoro Adi menyebutkan bahwa Suku Kerala yang ahli memasak tersebut dibawa ke Indonesia oleh para Pedagang Gujarat (Koja) yang beragama Islam. Suku Kerala menjadi kru di kapal-kapal milik Pedagang Gujarat. Adanya kesamaan makanan pokok kedua bangsa ini yaitu nasi, menjadikan menu yang satu ini mudah diterima. Bangsa Kerala memodifikasi rasa otentik Nasi Kebuli Arab India dengan memasukkan citarasa rasa lokal.
Modifikasi Rasa dan Lauk Nasi Kebuli Betawi Arab
Nasi Kebuli ini pun kemudian berbaur dengan citarasa rempah-rempah khas Indonesia. Diantaranya ada cengkeh, pala, kapulaga, serai, daun salam, kayu manis dan masih banyak lainnya. Terciptalah Nasi Kebuli Nusantara.
Modifikasi tidak hanya pada kekayaan citarasa rempah Nusantara. Di negeri asalnya, Nasi Kebuli disajikan dengan daging kambing. Namun di Indonesia, Nasi Kebuli Betawi Arab dapat pula disajikan dengan lauk lainnya. Seperti daging ayam, bebek, ataupun daging sapi sebagai pengganti daging kambing. Ada pula yang menyajikan Nasi Kebuli dengan lauk Ayam Betutu yang terkenal dari Pulau Dewata. Atau Nasi Kebuli yang didampingi dengan daging rendang dari Sumatra Barat. Wow, seru ya…
Lahirnya Kampung Betawi Arab
Cerita sejarah berlanjut ke Masa Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Di masa kekuasaanya, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan peraturan yang disebut Wijkenstelsel. Wijkenstelse adalah sebuah peraturan yang membagi wilayah administrasi di Indonesia berdasarkan golongan etnis penduduk. Peraturan ini mencegah interaksi antara penduduk pribumi dengan bangsa pendatang. Peraturan ini menciptakan lahirnya Kampung Arab, Pecinan (China Town), Kampung Eropa dan sebagainya di seluruh wilayah Nusantara.
Pekojan dan Condet
Nah, salah satu yang terkenal sebagai Kampung Arab di Jakarta adalah Pekojan yang terletak tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Pekojan atau “Khoja” adalah panggilan untuk Keturunan India dari Suku Bengali/Bengala dari Bangladesh. Seiring waktu, Keturunan Arab Pekojan banyak yang hijrah ke daerah Condet. Salah satu alasannya adalah banjir yang sering melanda Pekojan. Begitulah ceritanya sehingga kini Condet menjadi lokasi yang banyak Keturunan Betawi Arab. Tak hanya di kawasan Condet, Keturunan Betawi Arab juga ada di Cawang, Lenteng, dan beberapa area di Jakarta. Begitu pula di kota-kota lainnya, kita bisa menemukan Perkampungan Keturunan Arab hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Nasi Kebuli Condet
Nasi Kebuli dulu kala hanya disajikan saat peristiwa atau perayaan besar seperti Hari Raya, Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW, pernikahan dan sebagainya. Namun, sejak Tahun 1960-an, menu yang satu ini mulai dijual kepada umum di restoran-restoran Timur Tengah. Dan Condet, yang memang terkenal sebagai Kampung Betawi Arab menjadi salah satu lokasi dimana Sahabat YoExplore bisa menemukan restoran yang menjajakan Nasi Kebuli.
Nah, untuk yang ingin berkunjung dan mengenal Kampung Betawi Arab Condet dan Kawasan Little Arab Cikini di Jakarta, Sahabat YoExplore bisa bergabung dengan paket Walking Tour kita. Kami bisa menemani Sahabat YoExplore mengeksplor lebih lanjut kawasan ini sambil mendengarkan cerita sejarah yang menarik dari pemandu lokal kami. Selain paket Walking Tour, Sahabat YoExplore juga bisa memilih City Tour keliling Jakarta satu hari menggunakan kendaraan pribadi. City Tour ini sifatnya fleksible, itinerary nya tidak kaku, sehingga kamu bebas memilih lokasi mana saja yang ingin Sahabat YoExplore jelajahi.
Nasi Kebuli Filania
Nah, selain di Kawasan Condet, Sahabat YoExplore bisa juga loh mencoba menu yang satu ini di Kafe Nasi Kebuli Filania. Nasi Kebuli Filania membuka beberapa gerainya di mal-mal seperti Plaza Indonesia dan Pasar Ah Poong Sentul. Atau, untuk Sahabat YoExplore yang sedang merencanakan pesta pernikahan, bisa memilih menu istimewa Nasi Kebuli Filania. Yuk kepo2in IG nya @filaniacatering 🙂
[…] Baca Juga : Nasi Kebuli Betawi Arab Representasi Akulturasi Budaya di Indonesia […]