Akhir pekan merupakan hari yang baik untuk berwisata ataupun berlibur sejenak dari kesibukan bekerja maupun belajar, maka saya memutuskan untuk melakukan solo riding mengelilingi Jakarta. Disaat saya sudah mempersiapkan diri untuk berkunjung ke beberapa tempat yang ada di Kota Jakarta, cuaca berkehendak lain dimana tiba-tiba Kota Depok dilanda hujan yang cukup lebat yang mengakibatkan saya membatalkan perjalanan hari Minggu ini.
Alasan mengapa saya tidak akan berkeliling ke daerah Kota Bogor adalah rasa bosan saya yang sehari-hari berkunjung ke daerah Bogor. Itu semua karena tempat saya berkuliah dulu adalah di salah satu kampus yang ada di Kota Bogor, apalagi warga Jakarta pastinya akan berkunjung ke Kota Bogor untuk meredakan hiruk pikuk kota metropolitan Jakarta.
Disaat hujan melanda, saya melakukan persiapkan kembali untuk melakukan perjalanan di esok hari dimulai dengan persiapan fisik dengan melakukan olahraga ringan. Selain olah raga ringan, saya juga mempersiapkan diri dengan makan makanan yang bergizi dan seimbang, persiapan mental dengan memahami rute perjalanan yang akan dilalui, dan juga menentukan lagi tempat-tempat yang akan dikunjungi.
Berbagai referensi telah saya kumpulkan. Daftarnya dimulai dari mencari dari video branding dan review dari berbagai tempat dan orang, dan juga bertanya kepada teman-teman yang sering mengunjungi Kota Jakarta. Titik tempat yang akan saya tuju yaitu Susu Susi di daerah Gandaria Tengah, Jakarta Selatan dan yang kedua adalah Land’s End di daerah Pantai Indah Kapuk 2, Banten, Jakarta. Kedua tempat tersebut dipilih karena tidak hanya menyuguhkan tempat yang nyaman untuk dikunjungi, tetapi pengeluaran uang cukup sedikit atau bisa dibilang sangat affordable.
Hari Senin merupakan hari pertama orang bekerja. Mata kuliah di kampus saya bisa dibilang cukup senggang di hari ini karena hanya satu mata kuliah saja di hari ini dan di pagi hari. Seperti salah satu lirik dari band Hindia dengan bait nya “Ada masanya kita, Mencuri ruang dan waktu, Walau pasti berlalu, Biarkan saja, Kita kesana, Selagi masih bisa bersama”, hal tersebut meyakinkan saya untuk melakukan eksplorasi Daerah Khusus Ibukota Jakarta walau hanya sendiri dan juga selagi ada waktu luang. Cuaca pun cukup mendukung untuk melakukan perjalanan hari ini.
Pukul 11.07 WIB saya mempersiapkan diri dengan berbagai kegiatan seperti makan dan minum, mandi, dan juga melaksanakan ibadah sholat Dzuhur. Setelah melakukan persiapan tersebut akhirnya saya memulai perjalanan saya dari rumah pada pukul 12.55 WIB dengan memakai atribut berkendara yakni sarung tangan, jaket, dan juga helm fullface.
Rute yang saya akan lalui untuk ke tempat pertama adalah Jl. Ir. H. Juanda, Jl. Margonda, dan juga Jl. Lenteng Agung. Disaat mencapai Jl. Lenteng Agung, tiba-tiba cuaca kembali berubah menjadi gerimis dan perjalanan menjadi sedikit tersendat. Pikiran saya adalah tetap menerobos hujan karna melihat langit di arah utara cukup cerah dan hujan akan cepat reda. Baiklah berikutnya saya akan membahas tigal hal yang saya lakukan ketika melakukan solo riding mengelililingi Jakarta:
1. Kuliner ketika Riding Mengelilingi Jakarta
Setelah perjalanan yang cukup lama solo riding mengelilingi Jakarta, akhirnya saya sampai di Susu Susi. Disini saya hanya bersinggah sebentar untuk mencoba es susu murni cokelat dan roti bakar klasik. Setelah mencicipi hidangan tersebut, saya melanjutkan lagi perjalanan melewati rute Jl. Asia Afrika, Jl. Gatot Subroto. Selama perjalanan saya sambil memutar lagu untuk mengurangi kesunyian dan supaya tidak ngantuk dengan musik yang tinggi beat nya.
Banyak kehidupan yang tergambarkan selama perjalanan, seperti seorang ayah yang tidak lelah bekerja untuk menghidupi kompor rumah tangga mereka, pasangan muda yang sedang berboncengan menikmati masa muda bersama, dan juga para pedagang yang tidak malu berjualan tiada henti. Semua gambaran kehidupan tersebut sebenarnya dapat kita lihat setiap hari saat melakukan sebuah perjalanan, akan tetapi kita masih kurang aware terhadap sekitar.
Baca Juga:
Cara Mudah Jadi Traveler Dibayar dari 4 Influencer Indonesia
5 Cara Menentukan dan Merencanakan Perjalanan
2. Pemandangan Arsitektur Ketika Solo Riding Mengelilingi Jakarta
Saat sudah melewati perbatasan antara Muara Karang dengan Pantai Indah Kapuk, semua terasa dunia terbalik. Di Muara Karang masih banyak bangunan-bangunan tua dan cukup kumuh, tetapi di Pantai Indah Kapuk terdapat bangunan-bangunan baru dan megah. Dapat dilihat bahwa bangunannya dominan dengan budaya Asia Timur karena investor yang menitipkan saham nya berasal dari negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan. Ada fasilitas yang sangat memadai di tempat ini dengan budaya khas Asia Timur seperti rumah sakit, sekolah elit, dan pastinya mall. Disepanjang jalan, saya bertemu dengan kendaraan mewah yang berlalu-lalang seperti Porche, Ferarri, Lexus, dan sejenisnya.
Tiba di persinggahan kedua yakni Indomaret yang ada di salah satu komplek PIK 2 untuk beristirahat sejenak dan membeli sebuah kopi. Saya membeli kopi untuk menghilangkan sedikit rasa ngantuk dan bertanya kepada salah satu pegawai dari minimarket tersebut terkait tempat ibadah terdekat karena jam menunjukkan pukul 16.00 WIB.
3. Berkunjung ke Land’s End Saat Solo Riding Mengelilingi Jakarta
Akhirnya saya melanjutkan kembali perjalanan ke titik terakhir yakni Land’s End yang tidak jauh dari Indomaret tadi. Setiba di Land’s End, saya menempatkan motor di parkiran yang tersedia. Saya bergegas untuk bertanya kepada salah satu petugas dimana toilet dan musholla sekitar sini. Setelah diarahkan, saya langsung ke musholla terkait untuk melaksanakan sholat Ashar.
Setelah sholat Ashar, saya berkeliling di tempat ini dimana suasana yang ditawarkan serasa anda berada di Bali seperti konsep bangunan, tenant yang dihadirkan, dan lalu-lalang pesawat karena Land’s End masih satu jalur dengan rute penerbangan dari bandara internasional Soekarno-Hatta. Pastinya setiap beberapa menit anda berada disini, ada pesawat yang melewati tempat ini. Ini juga cocok untuk para pecinta aircraft spotting atau yang memang penikmat pesawat.
Pengunjung yang ada disini cukup beragam, mulai dari pegawai kantor yang melakukan wfc, keluarga yang sedang menikmati waktu senggang, dan kawula muda yang bersenang-senang di bibir pantai menunggu sunset tiba. Pemandangan yang ditawarkan cukup memanjakan mata dengan hamparan laut luas yang dibaluti perahu-perahu nelayan dan tambak ikan.
Zahra, salah satu pengunjung yang saya coba tanyakan terkait suasana disini. Menurut dia akses transportasi umum yang diberikan cukup memadai karena dia menggunakan transportasi umum yakni bis yang terintegrasi dari halte Balaikota hingga Pantai Maju tetapi dia harus menyambung bis lagi hingga halte Pantai Pasir Putih. Kata dia tenant yang ada disini beragam dan harga yang ditawarkan cukup overprice untuk anak muda yang mungkin bisa dibilang uang jajan pelajar menengah bawah. Tetapi suasana disini cukup berkesan karena di Jakarta masih sedikit pantai berpasir putih dan juga tertata.
Akan tetapi, saya tidak menunggu sampai sunset tiba karena harus melanjutkan perjalanan pulang yang dipenuhi dengan pegawai kantor yang baru selesai bekerja atau bisa kita bilang dengan istilah ”rush hour”. Perjalanan pulang tidak cukup mengesankan karna harus menghadapi kemacetan Kota Jakarta yang sangat padat dan panas karena polusi udara.