YOEXPLORE, Tour Operator – Sahabat explorer, Indonesia memang salah satu negara yang kaya akan sejarah perkembangannya. Pada zaman dahulu kala, Nusantara ini dipimpin oleh berbagai macam kerajaan. Mulai dari Singasari sampai ke Majapahit, dan kerajaan lainnya yang berada diluar Pulau Jawa. Kekayaan kerajaan-kerajaan tersebut tentunya meninggalkan berbagai macam peninggalan-peninggalan bersejarah atau bukti bahwa masa tersebut memang benar adanya. Tidak heran jika banyak sekali tempat bersejarah di Indonesia itu, ya, sahabat explorer. Salah satu yang akan kita bahas kali ini adalah peninggalan dari kerajaan Majapahit. Kerajaan yang satu ini memang pengaruhnya sangat besar, sahabat explorer. Bahkan ada sejarah yang menuliskan bahwa kekuasaan Majapahit ini sampai ke negeri Thailand, sahabat explorer!
Tempat Bersejarah Di Indonesia
Kerajaan besar ini berkembang di Nusantara dan menurut perkiraan berdiri pada tahun 1293 dan mengalami kehancuran pada abad ke-15 Masehi. Kerajaan Majapahit ini memberikan banyak sekali peninggalan sejarah yang masih bisa kamu lihat sampai sekarang, sahabat explorer. Kerajaan Majapahit ini, mencapai masa keemasan saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang memimpin dari tahun 1350 sampai dengan tahun 1389 Masehi. Kerajaan ini menjadi kerajaan Hindu Buddha terakhir di Nusantara. Kira-kira apasaja ya peninggalan dari Kerajaan Majapahit tersebut? Yuk, kita simak ulasannya!
Baca Juga: 4 Bangunan Ini Memiliki Sejarah Yang Wajib Kalian Ketahui!
Table of Contents (Daftar Isi)
1. Candi Sukuh
Tempat bersejarah di Indonesia peninggalan kerajaan Majapahit yang pertama adalah Candi Sukuh. Candi Sukuh berlokasi di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, 36 km dari kota Surakarta atau 20 km dari Kota Karanganyar. Menurut perkiraan, Candi Sukuh ini dibangun pada sekitar tahun 1437 Masehi dan masuk kedalam jenis candi Hindu dengan bentuk piramida. Struktur bangunan Candi Sukuh ini memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang lainnya, sahabat explorer dan di sekitar reruntuhan Candi Sukuh tersebut juga terdapat banyak objek Lingga dan Yoni yang melambangkan seksualitas dengan beberapa relief serta patung yang memperlihatkan organ intim dari manusia.
2. Candi Cetho
Yang selanjutnya adalah Candi Cetho. Terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah. Menurut perkiraan para ahli sejarah, Candi Cetho ini berasal pada akhir keruntuhan Kerajaan Majapahit di sekitar abad ke-15 Masehi dan candi yang satu ini baru ditemukan pada tahun 1842. Candi Cetho dibentuk dengan menggunakan corak Hindu yang seringkali dipakai oleh warga sekitar serta para peziarah Hindu untuk tempat pemujaan. Tempat yang satu ini juga sering dijadikan tempat untuk bertapa bagi masyarakat Kejawen asli Jawa. Penggalian pertama pernah dilakukan pada tahun 1928 untuk rekonstruksi oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda dan juga dari penelitian ditemukan bahwa usia Candi Cetho hampir sama dengan Candi Sukuh yang disebutkan di atas, akan tetapi terdapat perbedaan, sahabat explorer, sebab candi ini dibuat di kompleks yang berundak. Secara total, Candi Cetho ini mempunyai 13 buah teras dan juga terdiri dari banyak anak tangga yang juga dilengkapi dengan banyak arca serta punden di sepanjang tangga tersebut. Di Atas candi tersebut terdapat Puri yang disebut dengan Puri Saraswati.
3. Candi Pari
Yang selanjutnya adalah Candi Pari. Candi Pari berlokasi di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Menurut perkiraan ahli sejarah, Candi ini dibangun pada saat masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk pada tahun 1350 sampai dengan 1389 Masehi, sahabat explorer. Candi yang satu ini terletak di 2 kilometer arah Barat Laut semburan pusat lumpur panas Lapindo Brantas. Candi Pari dibangun dengan batu bata yang berbentuk persegi empat seperti kebanyakan Pura yang ada di Bali dan dibangun menghadap ke arah Barat. Menurut sejarawan, Candi Pari ini dibangun pada tahun 1371 Masehi dan menurut J.Knebel yang ditulis dalam laporannya, Candi Pari dan juga Candi Sumur ini dibangun untuk mengenang jasa sekaligus memperingati hilangnya adik angkat dan juga seorang sahabat dari salah satu putra Prabu brawijaya yang pada saat itu menolak untuk tinggal di Keraton Kerajaan Majapahit.
4. Candi Jabung
Tempat bersejarah di Indonesia peninggalan kerajaan Majapahit yang selanjutnya adalah Candi Jabung. Candi Jabung berlokasi di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Candi yang satu ini juga terbuat dari bata merah yang disusun rapi dan masih bertahan setelah sekian tahun lamanya. Di saat lawatan berkeliling Jawa Timur pada tahun 1359, Raja Hayam Wuruk dikatakan pernah singgah di Candi Jabung ini, sahabat explorer. Candi ini adalah peninggalan Kerajaan Majapahit yang bercorak bangunan Hindu, sedangkan struktur bangunannya dapat terlihat hampir serupa dengan Candi Bahal dari peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatera Utara.
5. Gapura Wringin Lawang
Yang selanjutnya adalah Gapura Wringin Lawang. Gapura Wringin Lawang berlokasi di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi yang ini juga terbuat dari bata merah seperti Candi Jabung dan juga yang lainnya dengan tinggi mencapai 15.5 meter berukuran 13 x 11 meter dan menurut perkiraan dibangun pada abad ke-14 Masehi. Mungkin foto ini yang paling familiar ya, sahabat explorer, saat kamu mencari tahu tentang kerajaan Majapahit.
Jika dilihat, gaya arsitektur dari Gapura Wringin Lawang ini hampir sama dengan Candi Bentar. Para ahli berpendapat jika bangunan yang satu ini merupakan pintu gerbang masuk ke kediaman Mahapatih Gajah Mada dan juga pintu masuk ke berbagai bangunan penting pada zaman Kerajaan Majapahit.
6. Gapura Bajang Ratu
Tempat bersejarah di Indonesia peninggalan Kerajaan Majapahit yang selanjutnya adalah Gapura Bajang Ratu. Gapura Bajang Ratu ini terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur dan menurut perkiraan para ahli, Gapura ini dibangun pada abad ke-14 Masehi. Di dalam Kitab Negarakertagama, Gapura ini dikatakan berguna sebagai pintu masuk ke bangunan suci yang memperingati wafatnya Raja Jayanegara. Masih menurut perkiraan para ahli, Gapura ini menjadi Gapura terbesar di sepanjang masa Kerajaan Majapahit. Sebelum Raja Jayanegara wafat, bangunan ini dipakai sebagai pintu belakang Kerajaan Majapahit yang juga didukung dengan relief Sri Tanjung dengan sayap gapura yang melambangkan pelepasan.
7. Candi Brahu
Yang selanjutnya adalah Candi Brahu. Candi Brahu berlokasi di kawasan Situs Arkeologi Trowulan di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Prasasti yang satu ini dibuat oleh Mpu Sendok dan berguna untuk tempat pembakaran jenazah dari para raja-raja Majapahit. Nama Brahu ini menurut perkiraan ahli, berasal dari kata Wanaru atau Warahu yang diambil dari sebutan bangunan suci dan terdapat pada prasasti Alasantan, Prasasti itu ditemukan pada lokasi yang tidak jauh dari candi Brahu ini, sahabat explorer.
8. Candi Tikus
Selanjutnya adalah Candi TIkus. Sama dengan Candi Brahu, Candi Tikus ini juga sama-sama berada di Situs Arkeologi Trowulan di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi Tikus ini masih terdapat di dalam bawah tanah sebelum pada akhirnya ditemukan dan digali pada tahun 1914, lalu dilakukan pemugaran pada tahun 1984 sampai dengan tahun 1985. Candi ini mendapat nama Candi Tikus karena saat penemuannya, banyak warga melihat bangunan ini menjadi tempat tikus untuk bersarang. Belum ada yang bisa memastikan siapa yang membangun Candi Tikus ini, sahabat explorer, akan tetapi dengan adanya sebuah menara kecil, maka candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-13 sampai dengan ke-14 Masehi. Karena miniatur menara tersebut merupakan ciri khas dari bangunan pada abad tersebut.
9. Candi Surawana
Selanjutnya ada Candi Surawana. Candi Surawana berlokasi di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur terletak 25 km Timur Laut Kota Kediri. Candi Surawana ini memiliki nama asli yaitu Candi Wishnubhawanapura yang dibangun pada abad ke-14 Masehi. Candi yang satu ini dibangun untuk memuliakan Bhre Wengker yang adalah seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Candi ini dibangun dengan corak Hindu yang keadaannya sudah tidak utuh lagi sekarang ini, sahabat explorer. Bagian dasarnya sudah mengalami rekonstruksi dan untuk bagian badan serta atap candi sudah hancur dan tidak tersisa dan hanya kaki Candi dengan tinggi 3 meter saja yang masih berdiri dengan tegak.
10. Candi Wringin Branjang
Yang terakhir ada Candi Wringin Branjang. Candi Wringin Branjang berlokasi di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi yang satu ini memiliki bentuk yang terlihat sangat sederhana dan tidak dilengkapi dengan kaki candi namun hanya atap dan badan candi saja, sahabat explorer.
Bagaimana sahabat explorer, luar biasa kan zaman keemasan Kerajaan Majapahit yang mewariskan banyak tempat bersejarah di Indonesia. Apakah kamu sudah pernah mengunjungi salah satu peninggalan tersebut? Kalau sudah, Yuk kirim tulisan kamu untuk kami terbitkan sebagai tulisan tamu (guest post) di YoExplore.
Nah, kalau kamu belum pernah ke tempat-tempat bersejarah tersebut, kamu juga dapat menghubungi YoExplore untuk memesan paket wisatanya. Kalau kamu memilih untuk traveling secara mandiri, kamu bisa memesan tiket pesawat, kamar hotel, dan/atau tiket kereta di Aplikasi Qloti yang selalu memberikan cashback untuk transaksi produk travel.
