Di Desa Wringinputih, Muncar, Banyuwangi, pengalaman mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi lebih dari sekadar kegiatan akademis. Ini adalah kesempatan untuk merasakan dan memahami kekayaan budaya lokal, salah satunya melalui tradisi Petik Laut Muncar. Tradisi ini bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga cerminan harmoni antara manusia dan alam yang telah dijaga turun-temurun.
Baca Juga: Menikmati Keindahan Paling Timur Pulau Jawa, Banyuwangi!
Jangan lupa Explorer untuk follow @yoexplore di Instagram dan tag foto liburan terbarumu, agar YoExplore bantu repost!
Apa Itu Tradisi Petik Laut Muncar?
Sebelum saya melanjutkan tentang kisah KKN saya, maka saya akan sedikit mengenalkan apa itu Tradisi Petik Laut muncar. Tradisi Petik Laut Muncar sudah turun temurun jadi bagian dari kehidupan masyarakat pesisir Banyuwangi. Ini bukan cuma acara, tapi juga cara mereka menghargai laut yang sudah jadi sumber kehidupan.
Setiap tahun di tanggal 15 Suro, warga Muncar, Banyuwangi, mengadakan acara Tradisi Petik Laut yang kece banget. Ini semacam pesta buat ngerayain hasil tangkapan ikan yang melimpah dan doa bareng biar nelayan selalu selamat dan rezekinya lancar.
Bisa dikatakan bahwa Tradisi Petik Laut Muncar itu seperti ‘seafood festival‘ ala Banyuwangi yang penuh makna. Selain merayakan hasil laut yang melimpah, acara ini juga jadi momen buat para nelayan ‘connect‘ sama alam dan minta berkah buat tahun depan.
Menariknya lagi, tradisi Petik Laut Muncar ini sudah jadi bagian dari sejarah Muncar sejak zaman nenek moyang, lho! Bahkan sebelum tahun 1901. Sampai sekarang, tradisi ini masih terus dijaga dengan sepenuh hati. Sesajinya saat itu dibuat mirip kapal nelayan beneran oleh para sesepuh nelayan yang keturunan Madura. Unik banget, kan?”
Momen Tradisi Petik Laut Muncar yang Tidak Bisa dilupakan
Pagi itu, desa sudah mulai hidup dengan semangat dan antusiasme yang terasa sejak fajar menyingsing. Warga berbondong-bondong menuju pantai, membawa sesajen, makanan, dan hasil laut terbaik sebagai bentuk syukur atas berkah yang telah diberikan oleh laut. Perahu-perahu nelayan yang biasanya tampak sederhana, kini berubah menjadi karya seni yang indah dengan hiasan warna-warni, seolah siap berlayar bukan hanya untuk menaklukkan lautan, tetapi juga untuk merayakan kehidupan. Saya dan teman-teman KKN ikut dalam hiruk-pikuk ini, mencoba memahami setiap detail ritual yang sarat makna.
Saat perahu-perahu mulai berlayar ke tengah laut, perasaan kebersamaan dan kekeluargaan begitu terasa. Warga desa saling berbagi cerita, tentang hasil tangkapan mereka, tentang doa dan harapan yang mereka panjatkan. Suasana menjadi khidmat ketika sesajen, berisi makanan dan simbol-simbol lain, diturunkan perlahan ke laut. Doa-doa pun dipanjatkan, memohon keselamatan dan rezeki yang melimpah dari Sang Pencipta.
Menyaksikan momen ini dari dekat, saya merasakan betapa eratnya hubungan masyarakat dengan laut. Laut bukan hanya sumber penghidupan bagi mereka, tetapi juga bagian integral dari kehidupan spiritual yang harus dihormati dan dijaga. Petik Laut menjadi wujud nyata dari filosofi hidup masyarakat Muncar yang sangat menghargai keseimbangan antara manusia dan alam.
Pengalaman ini membuka mata saya terhadap pentingnya tradisi dalam menjaga identitas budaya sebuah komunitas. Melalui Petik Laut, saya menyadari bahwa tradisi tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antara generasi, tetapi juga sebagai pengingat akan nilai-nilai kehidupan yang sering terlupakan dalam hiruk-pikuk dunia modern. Setiap tindakan dalam ritual ini sarat dengan makna, menunjukkan bagaimana masyarakat Muncar berinteraksi dengan lingkungan mereka dan bagaimana mereka mengekspresikan rasa syukur mereka.
Nilai Dari Sebuah Tradisi Petik Laut Muncar
Sepulang dari kegiatan ini, saya membawa pulang pemahaman baru tentang tradisi. Tradisi bukanlah sesuatu yang statis atau ketinggalan zaman, melainkan warisan budaya yang dinamis dan penuh relevansi. Petik Laut mengajarkan saya pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan alam, menghargai kebijaksanaan yang diwariskan oleh leluhur, dan memahami bahwa di balik setiap ritual, ada pesan mendalam yang relevan dengan kehidupan kita hari ini.
Pengalaman ini memberi saya pelajaran berharga yang akan selalu saya ingat. Petik Laut bukan sekedar festival, tapi juga perjalanan spiritual yang mendekatkan saya pada hakikat kehidupan. Melalui partisipasi langsung dalam tradisi ini, saya mendapat kesempatan langka untuk merasakan kedalaman makna yang terkandung dalam setiap aksi yang dilakukan masyarakat Muncar. Merupakan pengalaman yang memperkaya jiwa, menanamkan rasa hormat yang lebih mendalam terhadap tradisi dan budaya yang telah menjadi bagian dari identitas mereka.