YOEXPLORE, Tour Operator – Sahabat explorer, pandemi SARS-CoV-2 yang dapat menyebabkan penyakit Covid-19 ini memang banyak membuat orang menjadi lebih waspada dari biasanya. Simpang siur mengenai berita gejalanya yang macam-macam, kemudian informasi bagaimana virus ini dapat menular dan sebagainya membuat orang menjadi takut. Ditambah dengan adanya anjuran untuk physical distancing, lockdown, PSBB atau sejenisnya, meyakinkan kita akan berbahayanya penyebaran virus yang satu ini. Tidak heran juga pada akhirnya membuat banyak orang menjadi stress, panik, dan bahkan mengalami gejala-gejala psikosomatik akibat virus corona ini.
Psikosomatik Akibat Virus Corona
Biasanya, hal itu akan menimbulkan stress terhadap tubuh kita. Stress bisa mulai bermanifestasi menyerupai gejala penyakit klinis. Gatal-gatal, batuk, mual, sesak napas saat stress datang bukanlah hal yang aneh lagi. Psikolog Klinis Universitas Islam Bandung (Unisba), Stephanie Reihana, menuturkan jika kondisi tersebut dinamakan dengan Psikosomatik. Berasal dari dua kata yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Ini merupakan gejala penyakit klinis yang diakibatkan sugesti atau adanya tekanan psikologis yang dirasakan oleh orang tersebut.
Tentunya ini berbeda dengan penyakit klinis, sahabat explorer. Gejala tersebut hanya timbul disaat psikologi orang tersebut sedang terganggu. Biasanya akan muncul pada saat sedang cemas, takut, tegang, dan sebagainya. Gejala ini akan hilang apabila kondisi psikologisnya sudah membaik. Misalnya, kamu takut melewati suatu tempat yang gelap, maka psikosomatik tersebut akan timbul, namun saat kamu sudah melewati tempat tersebut, perlahan gejala klinis tersebut berangsur hilang. Gangguan klinisnya setiap orang juga berbeda-beda, mulai dari pusing, mual, sesak napas, batuk sampai gatal-gatal.
Baca Juga: Tips Meredakan Stress Tanpa Obat Penenang!
Table of Contents (Daftar Isi)
Pandemi Corona Juga Bisa Menyebabkan Psikosomatik
Di era wabah pandemi coronavirus ini, adalah hal yang normal jika gejala psikosomatik itu kita rasakan. Gejalanya bahkan sangat mirip dengan gejala Covid-19, seperti demam, batuk, sesak napas, dan badan lemas. Hal itu dikarenakan sugesti yang berlebihan dan juga tekanan psikologis yang memang kita sedang rasakan. Melanjutkan kata Stephanie, di China pada saat lockdown, tingkat keluhan psikosomatik meningkat. Ada beberapa kelompok yang rentan mengalami psikosomatis. Biasanya, adalah mereka yang mudah cemas, kurang mandiri, dan juga cenderung tertutup atau introvert. Orang yang rentan terhadap psikosomatis, hanya dengan membaca berita atau melihat media sosial yang berkaitan dengan Covid-19 bisa langsung mengalami gejala psikosomatik.
Saat kita membaca berita-berita atau informasi yang tidak jelas mengenai penyebaran atau gejala covid-19, maka rasa cemas akan muncul tanpa kita sadari. Pada akhirnya rasa cemas tersebutlah yang menyebabkan timbulnya psikosomatik. Menurut Stephanie, rasa cemas adalah sumber utama dari psikosomatik.
Lalu, bagaimana cara mengurangi atau menghilangkan psikosomatik akibat virus corona? Berikut adalah beberapa rangkumannya:
1. Cari Sumber Informasi Yang Dapat Dipercaya
Mendapatkan informasi dari sumber yang tidak jelas, tidak terpercaya merupakan salah satu penyebab kecemasan timbul. Biasanya, dalam satu hari ada banyak pesan di WA Grup atau dari media sosial yang kita terima mengenai virus corona. Tidak semua berita atau informasi tersebut benar adanya, sahabat explorer. Jangan langsung dipercaya, karena itu dapat menimbulkan kecemasan yang pada akhirnya dapat menimbulkan psikosomatik akibat virus corona.
Alih-alih membuat tenang, malah membuat kamu menjadi lebih panik dan cemas. Kamu bisa mengakses situs yang sudah kredibel seperti situs WHO, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan beberapa media yang memang sudah terkenal dengan kredibilitas beritanya. Intinya, kamu harus memastikan sumber informasi yang masuk agar tidak terjadi kecemasan.
2. Istirahat Sejenak Dari Pemberitaan Virus Corona
Yang selanjutnya adalah mengistirahatkan diri dari pemberitaan virus corona. Jika kamu memang sadar sering mengalami psikosomatik atau memang memiliki kecemasan berlebih, maka penting untuk melakukan hal yang satu ini. Mengikuti perkembangan memang baik untuk meningkatkan kewaspadaan, namun tetap harus ada batasannya, sahabat explorer. Jika memang sedang mengobrol bersama teman atau keluarga, sebisa mungkin untuk menghindari pembahasan mengenai virus corona.
Intinya tidak menghindari sama sekali, sahabat explorer, karena itu juga tidak baik. Namun semuanya harus dilakukan dalam batasan-batasan tertentu. Hanya kamu sendiri yang tahu bagaimana batasannya, sahabat explorer.
3. Berkomunikasi Dengan Orang Dekat
Kebijakan pemerintah untuk menerapkan PSBB di beberapa kota di Indonesia memang membuat kita untuk terus berada di rumah sampai waktu yang belum ditentukan. Hal ini jelas bertujuan untuk mencegah penyebaran dan juga untuk memutus rantai penyebaran coronavirus baru. Hal ini memang bisa membuat kamu menjadi lebih stress dan juga kesepian. Cara terbaik untuk menanggulanginya adalah dengan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di rumah. Kamu bisa bahas hal-hal yang seru atau melakukan kegiatan yang seru bersama mereka. Dengan ini, tingkat kecemasan kamu akan berkurang, sehingga dapat mengurangi risiko psikosomatik.
Kamu juga bisa memanfaatkan beberapa fitur conference call untuk bisa berkomunikasi bersama teman di laptop atau smartphone kamu. Kamu bisa menceritakan berbagai macam hal yang bisa membuat diri kamu jauh lebih tenang.
4. Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
Memang, untuk menghilangkan atau mengurangi psikosomatik juga harus diiringi dengan berbagai macam hal yang lainnya. Salah satunya adalah dengan menjaga kesehatan tubuh dengan minum dan makanan yang bergizi, olahraga rutin di rumah, minum vitamin, tidur yang cukup dan juga menghindari jajan di luar rumah. Selain itu juga kamu harus memperhatikan kebersihan rumah dan diri. Misalnya, kamu bisa menyemprotkan cairan desinfektan ke seluruh ruangan rumah kamu agar dapat membunuh virus atau bakteri yang menempel. Selain itu, menggunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah. Kemudian rajin untuk mandi sehari dua kali, mencuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas, dan juga melakukan etika bersin yang baik.
Hal ini tentu dapat menenangkan pikiran kita dan semoga bisa terhindar dari kecemasan yang dapat menyebabkan timbulnya psikosomatik akibat virus corona.
5. Tetap Berpikir Positif
Ini merupakan hal yang tidak kalah penting, sahabat explorer. Kamu harus tahu, sumber utama dari psikosomatik adalah pikiran yang ‘terganggu’ dengan rasa cemas. Jika kamu berusaha untuk berpikir positif, maka risiko tersebut juga akan berkurang. Walaupun memang terdengar klise, namun cara yang satu ini juga ampuh untuk menenangkan pikiran kita, lho.
Sahabat explorer, itulah sekilas mengenai psikosomatik akibat virus corona yang bisa kami bagikan. Tetap waspada, jika memang kamu memiliki gejala yang berkepanjangan, langsung segera hubungi rumah sakit rujukan terdekat kamu.
Semoga artikel ini bermanfaat, tetap patuhi peraturan PSBB dan stay safe, explorer!