Halo, kawan! Lama tidak berjumpa yah. Aku hampir lupa kapan terakhir meng-upload puisi-puisiku di Ruang Imajinasi ini. Untung saja puisi Kita Sahabat itu mengingatkanku untuk segera menulis puisi lagi karena mungkin saja kamu rindu membacanya 🙂 Oh iya, bagi kamu yang masih baru, entah sedang galau atau rindu hingga mengetikkan ‘memimpikan kekasih hati’, ‘merindukan si doi’, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan Bermimpi dan Merindumu ini di mesin pencarian (a.k.a Google), selamat datang dan salam kenal! Ku harap kamu menikmati puisi ini seperti aku yang selalu terhanyut disetiap kata-katanya!
Seperti puisi-puisiku sebelumnya, Puisi Bermimpi dan Merindumu ini juga adalah proses hidupku sendiri. Saat itu tepatnya kelas 1 SMA, aku menyukai satu anak lelaki di kelasku. Kita akan menyebutnya J. Dia hanya anak lelaki biasa di mataku dan sebenarnya ada begitu banyak lelaki lainnya yang lebih dari J. Ada banyak yang lebih keren, lebih berprestasi, lebih populer, tapi entah kenapa aku hanya merasakan ‘kupu-kupu’ saat melihat atau berada di dekatnya.
Tapi sayangnya aku bukanlah gadis yang percaya diri. Aku sangat minder berada di dekatnya dan merasa tidak layak menjadikannya sebagai kekasih hatiku. Pikirku, dia pantas mendapatkan gadis yang lebih menarik dan pintar dari aku. Tragis? Iya! Aku sangat menyukai dia dan juga dia menunjukkan sikap yang manis kepadaku, tapi aku harus memutuskan hubungan pertemanan (dan bisa lebih kuharap) hanya karena alasan yang TIDAK PENTING!
Ada satu kenangan indah yang sampai sekarang tidak bisa aku lupakan dari J. Saat kami PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni), aku memutuskan untuk mengepang rambutku 😀 Tanpa kuharapkan sama sekali, J menghampiriku di kelas dan dia mengatakan satu kata yang membuatku tersipu malu. Kamu cantik. Seharian itu, aku tidak bisa berkonsentrasi dengan tugasku dan kuyakin pipiku seperti menggunakan blush on! Aku rindu kamu J dan Aku harap kita bisa berjumpa lagi 🙂
Bermimpi dan Merindumu
Aku orang yang suka berfantasi
Kadang sepiku habis untuk bermimpi
Memikirkan pertemuan pertama kita
Dan sederet percakapan basa basiku untukmu
Senang rasanya berkenalan denganmu
Pintaku waktu berhenti saja
Biar aku menikmatinya denganmu
Tentu berdua, tak ingin ada yang mengganggu
Tidak tahukah kamu?
Aku telah menganggapmu indah
Memujamu diam-diam dalam relung hatiku
Menyimpanmu erat untuk pelukan kasih yang tak sampai
Kataku, tolong jangan pergi.
Jika ini masih mimpi, kenapa begitu terasa nyata?
Aku merasakannya
Sesak…
Yang kata orang terasa jutaan kupu-kupu
Tapi tidak ingin kumuntahkan
Aku masih ingin mabuk karenamu