YOEXPLORE, Tour Operator – Sahabat explorer, sudah kurang lebih sebulan anjuran untuk social distancing atau physical distancing diserukan untuk masyarakat Indonesia. Namun, seperti yang kita ketahui, sampai saat ini belum ada tanda penurunan kurva atas kasus terinfeksi coronavirus baru. Pada tanggal 19 April yang lalu, data kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 6.575 kasus. Pasien yang meninggal 582 dan yang sembuh 686. Secara angka kesembuhan, kita memang sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya, sahabat explorer. Untuk meningkatkan angka tersebut, maka ada strategi melawan corona yang harus dilakukan agar rumah sakit tidak lumpuh.
Strategi Melawan Corona
Intinya, setiap delapan hari semenjak 6 April, kasus pasien terinfeksi Covid-19 di Indonesia itu naik dua kali lipan, sahabat explorer. Peraturan PSBB yang sudah diterapkan DKI Jakarta pada minggu lalu juga lebih ketat dan mulai Rabu pekan kemarin sudah diberlakukan juga untuk daerah penyangga Ibu Kota.
Seperti yang dilansir Kompas.com, jika strategi ini gagal, maka rumah sakit yang ada di daerah pusat penularan virus diperkirakan bisa lumpuh bulan depan karena kebanjiran pasien Covid-19 yang bisa mencapai lebih dari 50.000 orang. Walaupun belum ada satu pun dari 203 negara yang terinfeksi coronavirus di dunia yang dihajar wabah dapat disebut sukses seratus persen mengontrol penyebaran virus. Namun, kita bisa belajar dari China, Hong Kong, Taiwan, Singapura, serta Korea Selatan yang dapat menahan laju penularan virus di masing-masing negara.
Strategi Lockdown seperti di Wuhan, China memang dapat menghambat penyebaran Covid, tetapi juga diikuti dengan dampak lain seperti gangguan pasokan dan juga akses kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu juga ada tekanan mental, sehingga dalam kontek negara Indonesia, lockdown bukanlah satu-satunya opsi kebijakan untuk mencegah penularan virus ini. Peningkatan dan pemahaman dan juga ketaatan masyarakat dinilai juga menjadi salah satu strategi melawan corona ini. Fokus pemerintah pada semua level juga harus diarahkan kepada peningkatan pemahaman masyarakat untuk mendukung isolasi, menjaga jarak sosial, dan juga menelusuri kontak pasien positif di samping menyiapkan paket kebijakan pengobatan pasien serta ruang isolasi.
Berikut adalah langkah strategi melawan corona dengan bantuan teknologi agar rumah sakit dan juga petugas medis tidak kewalahan. Langkah-langkah ini harus dilakukan bersamaan oleh pemerintah dan masyarakat agar berdampak besar.
1. Isolasi Retrospektif
Masyarakat juga perlu memahami bahwa karena belum ada obat atau vaksin untuk Covid-19 ini, maka penyakit ini sementara hanya bisa dilawan dengan memutus rantai penularan dan penguatan kekebalan tubuh dengan melakukan isolasi diri dalam jangka waktu yang tertentu. Menyerukan masyarakat untuk isolasi mandiri memang kurang cukup, pemerintah harus mengatur kebijakan yang penegakkannya disertai dengan hukuman bagi yang melanggar.
Indonesia bisa mengadopsi kebijakan isolasi yang berlaku surut (retrospektif) selama 14 hari semenjak orang-orang kembali dari luar negeri. Tentunya dengan pengawasan ketat dan denda bagi para pelanggar. Kebijakan ini juga bisa mengurangi kasus penularan di Indonesia yang berasal dari seseorang yang terkena Covid-19 di luar negeri dan belum merasakan gejala Covid-19 atau hanya mengalami gejala ringan.
Singapura sudah menegakkan kebijakan isolasi mandiri dengan bantuan teknologi seperti GPS tracking dan juga video call. Petugas di negara tetangga kita ini juga memeriksa rutin berkala untuk memastikan semua orang yang baru dari luar negeri memang benar-benar mengisolasi secara mandiri. Ada ancaman denda sebesar 10.000 dolar Singapura (sekitar Rp. 110 juta) dan juga pencabutan paspor bila melanggar. Kebijakan seperti yang dilakukan Singapura tersebut belum tercermin dalam regulasi Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia. Kebijakan imigrasi, selain melarang kunjungan warga negara asing sejak tanggal 31 Maret 2020, hanya sebatas mengimbau warga negara Indonesia yang baru saja tiba dari luar negeri untuk mengisolasi mandiri selama 14 hari. Tidak ada kebijakan memantau secara aktif isolasi mandiri orang-orang tersebut baik dengan teknologi maupun secara offline.
2. Isolasi Wilayah Merah
Di China, kasus terinfeksi Covid-19 terkonsentrasi di Provinsi Hubei, sedangkan di Indonesia kasus tertinggi masih di Pulau Jawa dengan Provinsi DKI Jakarta menjadi pusat penularan tertinggi.
Dalam konteks ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan isolasi individu setidaknya selama satu minggu (umumnya gejala Covid timbul dalam kurun waktu 5 hari) bagi mereka yang berpindah dari wilayah transmisi lokal Covid-19 tinggi seperti di DKI Jakarta (lebih dari 2.400 kasus per 15 April) ke yang rendah seperti Aceh (5 kasus).
Saat ini, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah dilakukan di Jabodetabek, namun penerbangan domestik dari wilayah transmisi lokal tinggi seperti Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan Bandara Adisucipto Yogyakarta masih berlangsung. Perpindahan orang via pesawat inilah yang membawa risiko tinggi penyebaran Covid-19 ke wilayah yang masih dengan jumlah kasus sedikit. Maka dari itu, penerbangan domestik juga harus ditutup, seperti rute internasional, agar Covid-19 juga tidak semakin menyebar ke provinsi lain, apalagi ke daerah yang sistem kesehatan lebih buruk dibanding dengan Jakarta.
3. Penelusuran Kontak Berbasis Data
Penelusuran kontak orang yang diduga terpapar virus Covid-19 ini sangat penting. Hal ini merupakan ujung tombak untuk mengurangi penyebaran virus corona dan juga memastikan penggunaan tes diagnostik cepat ataupun uji lainnya tepat sasaran. Sebuah pemodelan perjalanan penyakit Covid-19 yang dibuat oleh Centre for the Mathematical Modelling of Infectious Diseases Inggris menunjukkan bila sebuah penelusuran dilakukan setidaknya pada 70 persen orang-orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19, pengendalian dari penyebaran Covid-19 akan dapat dicapai. Sampai saat ini di Indonesia, menurut informasi dari lapangan, mayoritas penelusuran masih dilakukan dengan cara manual dan bertumpu pada ingatan dari pasien yang terkonfirmasi.
4. Kewajiban Penggunaan Masker
Selanjutnya adalah kewajiban untuk menggunakan masker. Anjuran strategi melawan corona yang satu ini memang sudah diberikan oleh pemerintah melalui PSBB tersebut. Namun, yang lebih penting adalah edukasi kepada masyarakat mengenai masker ini. Edukasi pentingnya penggunaan masker bagi semua orang yang terpaksa harus keluar rumah penting dilakukan. Namun, masyarakat sebaiknya menggunakan masker yang non-medis. Masker non-medis adalah masker yang memang terbuat dari bahan semisal kain katun yang kedap air yang bisa dipakai secara berulang kali. Tujuan pemakaian ini untuk membantu menghalau partikel cairan liur (droplet) yang menjadi sumber penyebaran utama dari Covid-19.
5. Edukasi Masyarakat Dengan SMS
Tidak ada kebijakan di atas yang bisa sukses tanpa adanya pemahaman yang tepat di masyarakat. Penjelasan alasan kenapa pemerintah menganjurkan kerja di rumah atau physical distancing perlu dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu banyak juga informasi yang berseliweran di media sosial dan juga WhatsApp grup perihal obat-obatan dan herbal yang diklaim dapat menyembuhkan Covid-19 serta informasi hoaks dan meragukan yang lainnya. Informasi yang tidak akurat tersebut harus dikoreksi secara berkala dan cepat dalam konferensi pers yang disampaikan oleh para ahli penyakit menular dan juga penyakit dalam, misalnya dari Perhimpunan Dokter Paru dan Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam.
Mayoritas penduduk Indonesia (lebih dari 130 juta) memiliki handphone. Dengan demikian solusi cepat untuk meningkatkan edukasi dapat dengan menggunakan SMS seperti yang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah lakukan sejak pekan lalu. Tapi frekuensi pesan yang hanya 2-3 kali per minggu saat ini terbilang tidak cukup.
Sahabat explorer, itulah beberapa strategi melawan corona agar tidak banyak lagi petugas medis dan rumah sakit kewalahan. Hal ini semoga bisa menjadi pertimbangan diri kita agar ikut menerapkan PSBB dengan baik dan juga physical distancing. Semoga artikel ini bermanfaat, tetap #dirumahaja dan stay safe, explorer!