Berita & Acara

Kenali Gejala Baru Coronavirus Berikut Ini

gejala baru coronavirus - yoexplore, liburan keluarga - yoexplore.co.id
image source: halodoc
Spread the love


YOEXPLORE, Tour Operator – Sahabat explorer, seperti yang kita ketahui setiap harinya para ahli terus melakukan penelitian terhadap coronavirus baru yang dapat menyebabkan infeksi Covid-19. Jumlah pasien positif corona di dunia hingga Selasa 14 April 2020 kemarin berjumlah 1.925.151 kasus. Dalam rentang waktu kurang 24 jam, jumlah kasus terinfeksi bertambah lebih dari 66.000 kasus. Pasalnya, pada Senin kemarin jumlah pasien positif corona mencapai 1.858.800 kasus. Hal ini memang memprihatinkan, sahabat explorer. Di sisi lain,para ahli terus melakukan penelitian terkait virus ini dan terlebih kepada gejala baru coronavirus yang baru-baru ini ditemui. 

Gejala Baru Coronavirus

Seorang ahli dari Perancis menyebutkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis. Gejala itu seperti pseudo-frostbite (radang dingin semu), kulit kemerahan yang kadang bikin sakit, dan juga gatal-gatal. Menurut persatuan dokter spesialis kulit dan penyakit kelamin di Perancis (SNDV), gejala dermatologis tersebut juga memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan kita dan kemungkinan juga terkait dengan infeksi virus corona baru penyebab Covid-19. Banyaknya pasien Covid-19 yang melaporkan gejala di atas semakin menguatkan bahwa hal ini berkaitan dengan gejala baru coronavirus. “Gejala dermatologis dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan,” kata SNDV dalam siaran persnya, seperti yang dilansir The Jerusalem Post, pada hari Minggu 12 April 2020. Kurang lebih 400 pakar kulit di Perancis telah mendiskusikan gejala baru coronavirus ini melalui grup WhatsApp khusus. Mereka melihat lesi kulit yang mungkin terkait dengan gejala Covid-19 lainnya, seperti masalah pernapasan. Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit. 

Dari hasil diskusi tersebut, diketahui bahwa tidak semua pasien yang positif Covid-19 mengalami komplikasi. Banyak juga yang tidak mengalami gangguan pernapasan sama sekali, sementara sistem kekebalan tubuh sedang melawan virus tersebut. Penelitian sebelumnya diketahui bahwa pasien Covid-19 yang tidak merasakan gejala apa pun masih dapat menginfeksi orang lain. Dengan demikian, dengan tetap di rumah saja adalah cara yang sementara ini paling efektif untuk memutus mata rantai penyebaran coronavirus tersebut, sahabat explorer

“Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi kulit ini dapat dikaitkan dengan Covid-19. Kami memperingatkan masyarakat dan tenaga medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menularkan virus secepat mungkin,” tutur SNDV dalam siaran pers yang dilansir New York Times



Gejala Baru Coronavirus Lainnya

Selain gejala dermatologi, beberapa gejala baru telah ditemukan selama sebulan terakhir ini yang mungkin terkait dengan coronavirus baru. Beberapa gejala tersebut muncul tanpa disertai gangguan pernapasan. Pada akhir Maret yang lalu, British Rhinological Society dan American Academy of Otolaryngology melaporkan sebuah bukti anekdotal yang menunjukkan bahwa hilangnya indera penciuman serta indera pengecap menjadi salah satu gejala baru Covid-19. New York Times juga memberitakan, laporan dari berbagai negara yang sudah terinfeksi Covid-19 telah mengindikasikan bahwa sejumlah besar pasien Covid-19 juga mengalami anosmia (gangguan pada indera penciuman), lalu kehilangan indera penciuman, dan ageusia (masih bisa merasakan makanan, tapi kepekaannya berkurang).

Para profesional medis masih belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan gangguan pada indera penciuman dan perasa pasien positif tersebut. Kemungkinan, beberapa virus merusak reseptor sel di hidung, sementara yang lain menginfeksi otak melalui saraf sensor penciuman. Kemampuan untuk menginfeksi otak dapat menjelaskan beberapa kasus gangguan pernapasan pada pasien Covid-19. Bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat. 

Times juga melaporkan terdapat gangguan neurologis kepada pasien Covid-19 seperti stroke, kejang, dan juga kebingungan. Beberapa pasien juga melaporkan acroparesthesia, yaitu  kesemutan, atau mati rasa di area tangan dan kaki. Sementara pasien yang lainnya mengalami serangan jantung yang serius tanpa adanya penyumbatan pembuluh darah. Menurut Forbes, sudah banyak gejala baru yang mungkin merupakan  salah satu tanda dari virus corona. Namun sayangnya, hal ini juga belum dapat ditangani lebih dalam karena semua dokter di seluruh dunia sedang sibuk menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah hari demi hari. 

Sahabat explorer, oleh karena itu, anjuran untuk tetap #dirumahaja, physical distancing, dan juga PSBB yang sudah berlaku harus kita taati. Batasi mobilitas dan juga tidak pulang kampung saat lebaran nanti adalah cara baru untuk menyelamatkan orang yang kita sayang. Semoga artikel ini bermanfaat dan stay safe, explorer!

 

Tentang penulis

Romzi Shamlan

Romzi Shamlan

Saya adalah kontributor untuk majalah YOEXPLORE pengalaman dalam blogging di bidang musik, membuat konten kreatif di bidang musik, radio, dan film.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x